Web hosting

Football results provided by SemuaBerita

Slider

Interview

LIGA CHAMPIONS

News Scroll

Web hosting

KANAL INGGRIS

KANAL SPANYOL

KANAL ITALIA

» » » Kekhawatiran dan Harapan Format 2 Wilayah

SemuaBeritaPSSI menetapkan format kompetisi dua wilayah untuk musim depan. Pilihan ini diambil setelah menimbang faktor  efesiensi keuangan klub peserta dan jadwal kompetisi yang proporsional bagi para pemain.

Faktor penghematan keuangan menjadi penting karena PSSI tidak ingin lagi menghadapi masalah klub yang kesulitan dana di tengah kompetisi sehingga menunggak gaji pemain, pelatih dan ofisial, atau tidak bisa melakoni laga tandang karena kehabisan ongkos.
Dengan alasan ini, format dua wilayah bisa jadi salah satu ikhtiar mencegah klub bangkrut di tengah kompetisi karena beban akomodasi yang besar. Harapan paling sederhana, tak ada lagi klub yang menunggak gaji sampai membuat pemain terlantar bahkan meninggal setelah jatuh sakit dan kesulitan membiayai pengobatannya.
Dari faktor jadwal,  sistem satu wilayah seperti yang lalu memang memberatkan pemain. Dalam rentang delapan hari, satu tim bisa bermain  hingga tiga laga. Ambil contoh Persija, pada  24 September bertandang ke Riau menghadapi PSPS, empat hari berselang, 28 September, ke Bandung melawan Persib, dan 31 September menghadapi Bandung Raya.
Atau contoh Persipura. Mereka harus bermain pada  12,16,20,25 Juni 2013 dengan berpindah-pindah tempat saat tur Kalimantan. Dari kandang Persisam Putra Samarinda di Kalimantan Timur, ke Mitra Kutai Kartanegara, Persiba Balikpapan Kalimantan Timur, kemudian berakhir di  Stadion Demang Lehman Martapura di Kalimantan Selatan, kandang Barito Putra.
Kondisi ini tentu berat karena selain jadwal padat, perjalanan panjang dari satu stadion ke stadion lain tak kalah menguras energi.  Apa benar  alasan-alasan tersebut logis? Tentu ada pro dan kontra. Namun kali ini klub-klub peserta bisa lebih menerima.
Pada 2011, PSSI yang masih dikuasai klik Arifin Panigoro sempat melontarkan wacana ini. Ketika itu Ketua Umum Persija Ferry Paulus menganggapnya sebagai sebuah kemunduran, karena format dua wilayah akan menurunkan kualitas kompetisi lantaran “tidak” memaksa klub terus mencari kemenangan hingga akhir musim.  Alasan efesiensi dana pun dinilai kurang masuk akal. Ferry saat itu berargumen bahwa kebutuhan yang memberatkan klub adalah gaji pemain bukan akomodasi.
Saat wacana ini kembali diusung PSSI yang sudah berganti kekuasaan ke tangan La Nyalla Mattalitti dan kawan-kawan, Ferry sepakat saja. Persija sudah menyiapkan dana  sampai Rp35 miliar untuk mengarungi kompetisi dengan format baru.
Format dua wilayah bukan format baru di Indonesia. Terakhir liga kompetisi tertinggi di Tanah Air memakainya pada musim 2007-2008. Setelah itu, PSSI coba mengadopsi sistem kompetisi seperti  di negara-negara maju Eropa, meski Indonesia jelas berbeda jauh luas daratannya, tiga-lima kali lipat lebih luas dari Inggris, Spanyol dan Italia. Itu pun belum dihitung dengan laut. Format dua wilayah juga diterapkan di Amerika Serikat,  negara terluas keempat di dunia.
DI ISL 2014, 22 tim peserta akan dibagi dalam dua wilayah. Format terdahulu,  klub dibagi ke wilayah Timur dan Barat, berdasarkan geografis. Untuk saat ini, PSSI belum memutuskan bagaimana aturan pemisahannya. Berdasarkan geografi atau pertimbangan lain.
Tapi kekhawatiran muncul,  kompetisi dengan dua wilayah akan membuat liga tidak menarik. Bisa jadi perimbangan kekuatan antara dua wilayah tersebut tidak merata. Gugatan Ferry Paulus dua tahun silam, pun masih relevan untuk dijawab. Meski Ferry sudah tidak menyuarakannya lagi, kompetisi dengan dua wilayah bila dihitung-hitung memang berpotensi menurunkan kualitas liga.
Tim peserta  tidak perlu berjibaku di setiap laga karena cukup masuk empat besar wilayah untuk  lolos ke babak delapan besar yang akan diteruskan dengan babak semifinal, dan final. Dalam fase ini, ada yang mengkhawatirkan peluang pengaturan skor lebih terbuka.
Tugas PSSI untuk menepis keraguan yang berkembang setelah memutuskan ISL 2014 menggunakan format kompetisi dua wilayah, dengan membangun perangkat-perangkat peraturan yang mendukung untuk meningkatkan kualitas kompetisi sekaligus menutup celah terjadinya praktik tak terpuji dalam sepakbola. Karena biar bagaimana pun, kita tentu ingin melihat kualitas kompetisi sepakbola di Tanah Air lebih maju, bukan hanya berkutat pada persoalan yang sama. Mbulet, seperti bola.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
KOMENTAR ANDA